Padang – Warga Kelurahan Tarantang, Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, menyampaikan keluhan terkait zonasi pendidikan kepada Mahyeldi. Mereka berharap kepemimpinan Mahyeldi dan Vasko Ruseimy mampu membangun SMA baru di wilayah tersebut.
Keluhan ini diutarakan oleh Ruslim saat Mahyeldi mengadakan dialog dengan warga pada Sabtu (19/10/2024). Menurut Ruslim, sistem zonasi menyebabkan anak-anak sulit masuk ke sekolah negeri terdekat.
Sekolah Baru untuk Atasi Zonasi
“Anak-anak kami kesulitan mengakses sekolah negeri. Meski ada SMA terdekat, persaingan ketat memaksa banyak dari mereka memilih sekolah swasta,” ungkap Ruslim.
Menanggapi hal itu, Mahyeldi menjelaskan bahwa pembangunan SMA baru memerlukan beberapa persyaratan, termasuk ketersediaan lahan dan akses yang memadai.
“Jika lahan dan akses sudah tersedia, pembangunan dapat segera dilakukan,” tegas Mahyeldi. Ia juga menekankan pentingnya kajian kelayakan untuk menentukan kelanjutan proyek tersebut.
“Pada tahun 2024, sudah ada empat SMA yang dibangun. Nantinya, kajian akan dilakukan untuk memastikan pembangunan di sini layak,” tambahnya.
Mahyeldi berkomitmen untuk memastikan seluruh anak di Sumatera Barat bisa mengenyam pendidikan minimal 12 tahun. Program unggulan Mahyeldi-Vasko mencakup peningkatan akses dan kualitas pendidikan, serta penyediaan fasilitas yang memadai.
“Kami berkomitmen mencetak sumber daya manusia yang kompeten dan berdaya saing,” ujar Mahyeldi. Ia juga menekankan pentingnya tenaga pendidik profesional untuk mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, Mahyeldi menargetkan agar lulusan SMA dan SMK siap menghadapi dunia kerja, sambil mendorong mereka untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
“Kami akan memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi dan kurang mampu, baik di dalam maupun luar negeri,” tutup Mahyeldi.
Dengan sekolah baru ini, diharapkan akses pendidikan akan meningkat, dan hal tersebut juga diharapkan memberikan dampak positif pada ekonomi warga sekitar.