Tanah Datar – Calon Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, mengajak Kelompok Wanita Tani (KWT) Kecamatan Sungai Tarab di Kabupaten Tanah Datar untuk berinovasi dalam mengembangkan potensi lokal. Ajakan ini ditujukan agar KWT mampu meningkatkan pendapatan keluarga dengan usaha kreatif.
Pada kunjungannya, Minggu (27/10/2024), Mahyeldi membagikan kisahnya memanfaatkan lahan di Istana Gubernuran untuk peternakan dan budidaya madu. Contoh tersebut diharapkan dapat diikuti masyarakat untuk memulai usaha mandiri yang menguntungkan.
“Saya memelihara itik di Istana Gubernuran. Setiap pagi, itik-itik tersebut menghasilkan sekitar 25 butir telur. Harganya bisa mencapai Rp3.000 per butir, sehingga dapat menjadi tambahan pendapatan,” ungkap Mahyeldi.
Ia menambahkan bahwa di rumah dinasnya terdapat lima hingga tujuh sarang lebah madu Galo-galo.
“Madunya dapat dikonsumsi sendiri atau dijual. Setiap bulan, kami bisa menghasilkan puluhan mililiter madu tanpa biaya tinggi,” jelasnya.
Mahyeldi menekankan pentingnya dukungan pemerintah bagi usaha kecil di bidang pertanian dan peternakan. Dia mendorong KWT serta kelompok tani lainnya untuk bekerjasama dengan Dinas Pertanian, Dinas Peternakan, dan Dinas Pangan untuk mendapatkan bantuan.
“Usaha kreatif seperti KWT ini perlu dukungan karena bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga,” kata Mahyeldi.
Sebagai contoh, Mahyeldi menyebut kawasan Simpang Pinyaram di Kabupaten Padang Pariaman, yang berhasil mengoptimalkan potensi lokal sebagai destinasi wisata kuliner.
KWT Sungai Tarab pun berpeluang membuka usaha serupa, seperti menjual kerupuk ubi atau jagung, untuk menarik perhatian wisatawan yang melintas.
“Jika sepanjang jalan ada pedagang kerupuk ubi, pasti akan menarik minat orang yang lewat dan mendukung ekonomi masyarakat sekitar,” lanjutnya.
Mahyeldi juga mengusulkan agar KWT mengembangkan konsep ‘Satu Kampung Satu Produk’, sehingga tiap Nagari memiliki produk khas yang bisa dipasarkan lebih luas. Dia pun mendorong pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) agar potensi wisata lokal dikelola lebih baik.
Dengan kolaborasi lintas instansi, Mahyeldi bersama Vasko Ruseimy optimis bahwa usaha kreatif ini akan bermanfaat bagi ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
“Silakan ajukan bantuan ke Pemprov Sumbar untuk keperluan modal, bibit, atau lainnya. Kami siap mendukung,” ucapnya. Ia pun menargetkan program ekonomi berbasis desa ini berjalan hingga 2030.
Menutup pertemuan, Mahyeldi berharap agar KWT di Sungai Tarab terdorong untuk berinovasi dan meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan usaha produktif.