Padang – Debat pertama calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat pada Pilkada 2024 mengusung tema “Transportasi, Tata Kelola Pemerintahan, SDM, Ketahanan Sosial, dan Budaya.”
Pada kesempatan itu, Mahyeldi dan Vasko menyampaikan strategi untuk mengatasi isu krusial seperti penyalahgunaan narkoba, kejahatan digital, serta perkembangan LGBT.
Mahyeldi menyoroti pentingnya pendidikan keluarga sebagai “benteng pertama” melawan narkoba. Menurutnya, keluarga harus diperkuat agar anak-anak terhindar dari narkoba dan penyakit sosial lainnya.
“Kualitas pendidikan keluarga harus ditingkatkan, karena keluarga adalah benteng awal masalah narkoba,” ungkap Mahyeldi.
Selanjutnya, ia mengusulkan penguatan lembaga Nagari agar mampu melindungi generasi muda dari narkoba dan tawuran.
“Lembaga Nagari perlu diperkuat untuk melindungi anak-anak dari bahaya narkoba, tawuran, dan masalah sosial,” tambahnya.
Mahyeldi juga menyesalkan adanya pemimpin yang menyebarkan informasi tidak akurat. Hal ini menanggapi data dari paslon 02 terkait angka LGBT dan peredaran narkoba di Sumbar.
Ia mengimbau seluruh pihak lebih berhati-hati dalam menyampaikan data kepada publik.
“Sebagai pemimpin, kita wajib menjaga ketertiban dan budaya adat Minangkabau, serta tidak menyebarkan hoaks,” tegas Mahyeldi.
Mahyeldi pun menyoroti Kabupaten Solok sebagai daerah dengan kasus narkoba tertinggi di Sumatera Barat, mengkritik beberapa pemda yang kurang tegas menanganinya.
“Masih ada pemerintah daerah yang belum tegas dalam menangani kasus narkoba,” ujarnya.
Di sisi lain, Vasko menawarkan pendekatan “Gerak Cepat Harmonis” untuk mencegah penyakit sosial seperti narkoba, tawuran, LGBT, dan judi online.
“Kami sadar masalah ini tidak bisa diabaikan. Kami ingin langkah cepat dan tepat menciptakan Sumatera Barat yang aman,” kata Vasko. (mat)