Padang – Kepemimpinan Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi dan Wakil Gubernur Audy Joinaldy telah membawa kemajuan signifikan bagi nagari dan desa di Sumbar.
Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Sumbar per 2024, tidak ada lagi nagari/desa yang berstatus sangat tertinggal.
“Kami berhasil mengentaskan 3 nagari sangat tertinggal pada 2022,” ungkap Mahyeldi.
Jumlah nagari/desa tertinggal juga berkurang drastis dari 25 pada 2023 menjadi hanya 10 pada 2024. Ke-10 nagari tersebut tersebar di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Solok, Limapuluh Kota, dan Pasaman Barat.
Selain itu, Pemprov Sumbar juga berhasil membina pengembangan Teknologi Tepat Guna (TTG) Inovasi Desa dan Nagari. Mahyeldi menerima Piagam dan Lencana Abdi Inovasi Desa dari Kemendes PDTT pada Gelar TTGN ke-25 di Mataram, NTB.
“Keberhasilan ini berkat fokus kami dalam pembangunan dan pemberdayaan desa/nagari,” tegas Mahyeldi.
Mahyeldi menekankan pentingnya komitmen bersama dan keterlibatan seluruh elemen masyarakat dalam pembangunan desa yang mandiri.
Kepala Dinas PMD Sumbar Mahdianur mengungkapkan bahwa Pemprov Sumbar telah berhasil mengentaskan nagari sangat tertinggal dan mengurangi nagari tertinggal melalui penanganan terintegrasi dan berbasis data.
Pada 2021, Sumbar memiliki 3 nagari sangat tertinggal, 35 tertinggal, 415 berkembang, 399 maju, dan 76 mandiri. Pada 2022, nagari sangat tertinggal berhasil dientaskan, dan nagari tertinggal berkurang menjadi 28.
“Tahun ini, nagari tertinggal hanya tinggal 10,” ungkap Mahdianur.
Indikator penentuan status nagari/desa berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) meliputi ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Mahdianur menambahkan bahwa IDM akan bertransformasi menjadi indeks desa mulai 2025. “Ini menunjukkan komitmen Pemprov Sumbar untuk kemajuan desa,” ujarnya.